Nasib Nitun Penjual Es Tebu yang Sepi Pembeli

    Nasib Nitun Penjual Es Tebu yang Sepi Pembeli
    Nitun 46 penjual tebu di tepi Lapangan Tanjung, Karanganyar.

    PROBOLINGGO - Matahari mulai memerah pertanda waktu maghrib akan tiba. Terlihat ada seorang lelaki sibuk membereskan barang-barangnya untuk di bawa pulang. Ia bernama Nitun 46 penjual tebu, warga Karanganyar, Paiton, Probolinggo.

    Wajah kecapean tampak jelas pada lelaki yang terlahir di Desa Bocor, Kotaanyar ini. 

    "Jualan saya agak sepi pembeli sekarang ini mas. Dulu saya sehari dapat 50, namun saat ini susah mendapatkan jumlah sebesar itu, " kata Nitun sambil mengambil kerupuk yang menggantung di atap warungnya.

    BBM naik, harga plastik buat bungkus air tebu juga naik mas. Nitun melanjutkan, pemerintah menaikkan BBM tidak memikirkan nasib-nasib kita ini.

    Selanjutnya, pria yang memiliki tiga orang putera tersebut mengeluh mahalnya kebutuhan pokok. Dengan harga 2 ribu es tebu pergelas tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

    "Semua orang mengeluh mas. Para ojek, penjual bakso keliling dan pedagang kaki lima lainnya juga terdampak kenaikan harga BBM itu.

    Seharusnya, kata Nitun, di tengah peliknya ekonomi pemerintah tidak keburu-keburu menaikkan harga BBM.

    "Ya, tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa mas. Hanya berharap semoga jualan saya ini lancar.  Allah memberi jalan yang terbaik, " pintanya.

    Dulu saya seorang sales rokok keliling. Mulai dari daerah tapal kuda hingga ke pulau Kangean, " imbuhnya.

    Ponirin Mika

    Ponirin Mika

    Artikel Sebelumnya

    Tak Hanya Alim, Kiai Zaini Mun'im Juga Seorang...

    Artikel Berikutnya

    Resep Menghafal Alquran Menurut Kiai Amir...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Hindari Terlalu Banyak Intervensi terhadap Kewenangan, Polri di Bawah Presiden Adalah Langkah Tepat
    Hendri Kampai: Utopia Indonesia, Irigasi Bagus dan Petani Bisa Panen Tiga Kali Dalam Setahun
    Hendri Kampai: Utopia Indonesia, Visi Indonesia Emas Namun Uang Kuliah Semakin Tak Terjangkau
    Hendri Kampai: Pemimpin Sejati Meninggalkan 'Legacy', Bukan Janji, Apalagi Hutang
    Hidayat Kampai: Nepo Baby, Privilege yang Jadi Tumpuan Kebijakan Publik?

    Ikuti Kami