Oleh : Ponirin Mika
PROBOLINGGO - Dalam ajaran Islam menuntut ilmu hukumnya wajib. Bahkan menuntut ilmu menjadi ibadah bagi seseorang. Dengan ilmu ini pula dapat membedakan antara makhluk Allah manusia dan makhluk lainnya.
Untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat dibutuhkan ilmu. Tanpa ilmu kebahagiaan itu tidak akan didapatkan manusia. Tentu ilmu yang mengantarkan manusia mendapatkan kebahagiaan adalah ilmunya Allah SWT yang diajarkan melalui Rasulnya untuk manusia.
Jika seorang guru tidak menanamkan ilmunya Allah pada murid-muridnya, seorang murid tidak akan menemukan kebahagiaan yang hakiki.
Bagaimana adab seorang guru atau pengajar dalam menanamkan ilmu pada muridnya?. Pertama; Seyogyanya seorang guru atau pengajar meyakini bahwa ilmu yang diajarkan adalah ilmunya Allah. Kedua; Niat tulus dalam mengajar semata-mata karena Allah bukan terdorong karena gaji dan honor. Ketiga; menyayangi murid sama seperti menyayangi anaknya sendiri. Memposisikan murid sebagai manusia yang sempurna, dan makhluknya Allah yang istimewa. Keempat; tidak melepaskan ilmu pengetahuan yang diajarkan dengan agamanya Allah. Keenam; menjaga hati agar tidak takabur, riya' dan membenci murid-muridnya. Ketujuh; memohonkan melalui do'a kepada Allah agar murid-muridnya diberi ilmu yang barokah. Kedelapan; menjaga kejernihan pikiran dan kejernihan hati dari segala yang merusak ilmu. Kesembilan; membimbing murid-muridnya agar mengenal Allah dan rasul-nya. Kesepuluh; terus menerus dalam meningkatkan ibadah. Selain itu Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari dalam kitabnya adabul 'alim wal muta'allim tengah menjelaskan berkait hal ini.
Baca juga:
Sang Pengayom Telah Pergi
|
Seorang guru yang memiliki adab tidak akan mengajari murid-muridnya jauh dari Allah dan rasul-nya. Sebaliknya seorang guru yang kehilangan adabnya hanya mentransfer ilmu pengetahuan semata, dan tak membimbing hatinya agar menjadi hamba Allah yang saleh.
Begitu pula, guru atau pengajar tidak boleh bosan membimbing, mengarahkan, dan mendoakan murid-muridnya agar ia terus sadar dan berada pada jalan yang dibenarkan oleh agama.
Baca juga:
Jangan Sampai Modern Menjadi Mudirrun
|
Sebab, kebanyakan ketidaksusesan dalam mengajar dan membina murid-murid disebabkan oleh hilangnya adab pada seorang guru atau pengajar.
*Ketua Lakpesdam MWCNU Paiton Probolinggo dan Anggota Community of Critical Sosial Research.